Hmmm, dan menariknya lagi pelajaran di sini lebih ke studi kasus. Kemarin studi kasus mengenai pemanas air tenaga surya. Di sini ditanya mengenai customer value apa aja yang sudah dikomunikasikan dan dia punya, dan/atau value nya dia yang harus dikembangkan. Jadi intinya adalah customer value ini memiliki paramater kuantitas. Di mana, kuantitasnya didapat dari perceived quality dibagi oleh perceived risk.
Perceived quality ini maksudnya beberapa atribut value dari sebuah produk, bisa dari physicalnya itu sendiri, personnel, delivery nya, imagesnya, dll. Dari setiap golongan itu bisa macem-macem lagi bentuknya. Ada yang disebut conformness, durability, dll. itu yang menarik, jadi di sini kita diskusi dan menemukan beberapa hal menarik. Termasuk penemuan B2B2C, yang gak sengaja keungkap. Padahal, perusahaan tempat gw kerja ini udah mulai pake metoda ini. Metoda yang secara teoritis belum ada, tapi masuk akal. Contohnya kalau di sini: gimana caranya customer itu cuman mau naek pesawat yang dirawat sama GMF. keren lah pokoknya. Aamiin,
Sebenernya ilmu marketing itu sendiri akan berhubungan lagi dengan P4 nya, gimana caranya meng-p4 kan si value baru dari produk2 tadi. Kelihatannya mudah, tapi aplikasinya beda banget. Aplikasinya yang lebih menantang.