Baru sempat menulis lagi, beberapa hari kemarin sempat tepar karena nyelesain laporan. Dengan meraba-raba, yah namanya proses belajar. Dari situ jadi tahu, dan ini masih prosesnya :) trying to enjoy the process. the result could be best if i am thinking for the best.
Dan berat badan pun naek 1 kg. Jaga makan lagi mulai malam ini.
Okey back to topik.
Selasa kemarin kuliah di Prasmul, dapet pelajaran marketing khususnya branding management. Materi ini diantarkan oleh Pak Prof Agus, yang memang bidangnya di marketing ini. Mantap sekali penjelasannya. Di masa sekarang ini, product management itu mengikuti branding. Berbeda dengan waktu lalu, dan industri farmasi, di mana brand mengikuti product. hmm menarik,
Sebagai contoh dia menyampaikan bagaimana untuk proses branding awareness dan consumption itu jauh lebih mahal untuk membuat sebuah brand yang baru. Brand ini kemudian akan diikuti dengan produk-produk yang kemudian akan dikembangkan bermacam-macam. Dan produk-produk itu diharapkan akan meningkatkan citra atau awareness dari si brand itu tadi. Brand itu bisa diibaratkan sebuah sosok, di mana sosok itu yang akan mencitrakan produk-produk yang dihasilkannya.
Di market yang mature ini akan sangat sulit untuk membangun sebuah brand baru. Akan lebih mudah untuk membeli brand yang sudah berkembang di masyarakat, contohnya multinasional company seperti unilever mengakuisisi teh sariwangi, buavita, dan beberapa produk F&B lainnya. Hal ini memang lebih nyaman, dibanding untuk membangun produk dengan brand baru dan menciptakan persaingan baru.
Dari sini dapat terlihat bagaimana sebuah brand itu bisa berpartisipasi terhadap profit sebuah si produk. Parameternya nilai brand ini bergantung dari surveyornya itu sendiri. Bagaimana perbandingan nilai atribut terhadap brand itu sendiri. Contoh untuk price vs brand, ada kalanya produk berapa pun harganya, orang akan membeli brand tersebut. Menarik memang, tapi seru.
Ada lagi contoh pembangunan brand yang menarik, Yamaha misalnya. Motor ini menggarap segmentasi market yang belum tergarap Honda. yaitu Mio, motor untuk cewek. Jadi ditag memang Yamaha itu memang motor untuk perempuan, dan Honda belum berani untuk ngikutin ini. Yamaha langsung meningkat penjualannya, peningkatan ini di bidang otomotif sangat luar biasa. Ada tambahan lagi, untuk semakin memantapkan posisinya sebagai motor untuk perempuan, yamaha menggandeng Mustika Ratu. maksudnya? sangat tidak nyambung kan ya, tapi justru lewat situ Yamaha bisa mengiklankan produknya dengan icon yang ditawarkan adalah Miss Universe dan Putri Indonesia (Shela waktu itu ada berita pernah naik Mio). Dari situ juga ada promosi yang beli motor yamaha bisa dapet kesempatan untuk berlibur bersama miss universe dan putri indonesia. Canggih memang strategi marketingnya. Semoga gw bisa seperti itu juga ya, bisa jenius dan di luar threshold untuk mencapai penjualan yang tinggi. Aamiinnn...
Semua ini hasil dari pengamatan pak profesor, kurang lebihnya dari blog ini saya mohon maaf. Ini hanya ringkasan dari kuliah 3 jam semalam. Udah tambah ngantuk, makan malem kebanyakan, jadinya perputaran otak kurang pasti juga. hehehe.