Semoga skripsinya lancar dalam dua minggu ini. Kemarin sempet pamer ama orang-orang bus, foto ama pacar, tunjukkinlah DP BBM. Dan semua bilang, "iya emang cantik". Dalam hati dengan hidung kembang kempis, "iya doonnnggg! wong gw juga ganteng". Anjirr, Narsesss Gelaaaa...
Oh ya, Hari ini udah mulai Februari dan banyak banget hal yang terjadi. Semakin lama gw bergabung dengan AMS, sedikit demi sedikit gw belajar. Dengan gw tahu sedikit demi sedikit yang ada malah gw ini jauh banget dari yang namanya tahu. Banyak banget hal yang gw harus pelajari dan minimal tahu as an AMS. Beberapa orang memiliki tipe berbeda untuk menjual. Dan gw akan belajar dan ambil hal-hal yang terbaik dari setiap senior. Yup, Sales is unique and depend on the characteristics of themselves.
Satu karakter yang gw lihat dari seorang AMS, yaitu harus punya percaya diri yang baik. Kalau kata AMWAY ini namanya postur. Bisa menjadi setara sesuai dengan lawan bicara. Tapi hal ini gw lakuin kalau gw sendirian, kalau gw berada di antara senior, gw memilih untuk 'merendah'. Yup, dengan 'merendah' orang lain akan memberikan semua ilmunya, sadar atau tidak sadar. Karena gw yakin setiap perkataan, setiap orang bicara, semuanya adalah ilmu. Ilmu juga bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja. Beda jabatan, beda status, semuanya adalah guru bagi kita. Guru yang mengajarkan kehidupan dan filosofinya.
Ada lagi karakter di mana kuat secara mental dan pantang menyerah. Kemampuan ini berbeda dari satu sama lain. Latar belakang hidup seseorang memang sangat berbeda. Mental ini dibutuhin sekali ama seorang AMS. AMS senior pernah cerita pengalamannya untuk memasarkan produk perusahaan ke negara antah berantah, yaitu di Nigeria. Beliau belum pernah ke sana, gak ada kenalan siapa-siapa, gak tahu keadaan di sana. Semuanya sendirian, dan dia harus berhadapan sama CEO maskapai (calon customer).
Jadi inget kemarin Bokap nelpon, cerita-cerita mengenai cerita di Habibie Ainun, ada satu scene di mana Pak Habibie sepatunya bolong, jalan di tengah malam saat turun salju. Entah kenapa hal itu ngingetin waktu aku kuliah dan kerja dulu. Inget banget, musim salju, liburan musim dingin dimulai. Di saat teman-teman lain kembali ke Indonesia, gw tetap di sana dan bekerja. Kalau sekolah libur, gw bisa punya banyak waktu untuk bekerja dan nambah pundi-pundi uang gw untuk hidup di sana. Gw inget sepatu murah gw untuk kerja lubang di bawahnya, terjatuh beberapa kali di jalan karena lapisan salju yang mulai mengeras. Gw sempet nangis, gw bandingin keadaan teman-teman gw yang gak perlu kerja dan bisa liburan ke mana mereka mau dengan keadaan gw saat itu. Ya memang saat itu bagi gw berasa berat, semuanya ada prosesnya, dan gw baru tertawa lebar dan bahagia setelah gw jalanin itu semua. Gw bersyukur dengan pilihan gw dan apa yang gw jalani, dan apa yang gw dapat.
Sering gw temenung, apa iya gw cuman sampai segini aja. Padahal gw yakin, manusia itu makhluk paling fleksibel di dalam kehidupan. Manusia punya kemampuan beradaptasi yang tinggi dibanding makhluk hidup lain. Kita punya semua resource untuk bisa mencapai kesuksesan. Asal kita mau, pasti kita mampu. Kadang gw sendiri yang batasin diri gw untuk berbuat lebih. Ini kali ya yang namanya zona nyaman?