Wednesday, April 10, 2013

Bureaucracy kills Creativity

Udah pernah denger judul di atas? itu kemarin hasil gw meeting sama orang. Orang yang sedang membangun sebuah holding, dengan sekitar 5 perusahaan di bawahnya. Perusahaan di bawahnya ini diibaratkan sebuah keranjang, dan dia menaruh telur di setiap keranjangnya. 

Orangnya ramah, baik, dan memang sangat idealis. Tinggal 11 tahun di Australia, punya banyak jaringan banyak di sana, yang bikin dia confidence untuk membuat sebuah holding ini. Latar belakang orangtuanya juga pengusaha, jadi saat ini mesin uangnya dari pabrik industri makanan kecil di Solo. So, semoga bisa jadi pengusaha idealis kayak dia.

Dia ngajak buat membuat sebuah maskapai penerbangan di daerah timur, masalahnya daerah timur ini malah dikuasain maskapai dari Phillipines. Memang betul sie, maskapai nasional kita tampaknya telat untuk dapat memulai ekspansi pasarnya ke daerah timur, Merpati (MNA) saja saat ini lagi bingung untuk memnuhi biaya operasionalnya. Tantangan sekaligus kesempatan yang besar. 

So, sampai dia cerita, memang keliatan idenya banyak dan berani. Karena idenya gw lihat dari hasil dia nonton tv, national geographic, oprah, semua mengenai hal itu. Keren juga, kreativitas terus dia kembangin. Ide-ide dan mimpi-mimpi dia tanamkan. Sampai akhirnya dia nantang gw buat bikin sebuah airlines di Indonesia Timur. Menarik dan boleh juga tuh. hehehe. so fingercrossed*

Kembali ke meeting kemarin, dia sempet bilang, "birokrasi di 'perusahaan besar itu mematikan kreatifitas seorang idealis yang baru dari kampus." Dan itu ternyata benar, gw merasakan kayak gitu. Naik dikit, atau menonjol sedikit akan sangat sulit di perusahaan yang besar. Semua seakan sudah ada jalur dan prosedurnya, jadi semua keputusan, dasar pemikiran, dan kehidupan jadinya disesuaikan dengan prosedur. Padahal dunia nyata ndak seperti itu. Gitu dia bilangnya... So, ini jadi peringatan juga buat kita kan ya. :)

Memang belajar mungkin maksimal 5 tahun untuk bekerja dan membangun jaringan. Pak khom juga bilang, kalau bukan asset yang akan memberikan kita uang, tapi access lah yang akan memberikan kesempatan untuk memiliki asset, yang mana asset itu menghasilkan uang. Jadi salah satu tantangan sekarang kita cari jaringan sebanyak-banyaknya. Jaringan di dunia aviasi ndak begitu besar, semoga nanti sekalian belajar PhD, sekaligus bangun jaringan dari luar negeri, sampai akhirnya jaringan di dalam negeri, atau sebaliknya.

Pokoknya, gimana caranya bisa bikin sebuah maskapai penerbangan, "K-Air". kenapa K? nanti kita ulas setelah sudah ada maskapainya. Aaamiinn.. jadi apapun namanya yang penting semangatnya.

Start from the business plan!  
Share:

Tuesday, April 09, 2013

Anomorph

Kuliah sarjana di elektro, pendalaman di teknik telekomunikasi, sempat jadi peneliti pembuatan chip wimax, ditambah jadi agen mlm, sempet juga jualan roti di sekolahan, produksi kaos disablon....

Setelah itu lanjut sekolah master di negeri sepakbola (kata changcuters), ngambil engineering management. Nah waktu sekolah master, kerja part time sebagai pelayan, pembantu chef, koordinator makanan yang disajikan, terus belajar nari saman dan tari ngibing. Semuanya dikerjain waktu kuliah, dan senang-senang aje.

Terus pulang kuliah, ngelamar kerja di manufaktur, provider telekomunikasi, dan lanjut lagi di perusahaan mro pesawatn (bengkel). Diterima di ketiganya, milih di bengkel pesawat. Daftar mining belum berhasil, perusahaan telekomunikasi indonesia belum berhasil, bank ndak berhasil, perusahaan konsultan belum berhasil.

Pas kerja di bengkel pesawat, malah masuk jadi finalis abnon, Nah kan aneh semuanya. Semuanya tidak berbentuk, dan terus terang belum tahu mau ke mana ke depannya. Ini lagi penawaran untuk lanjut PhD, masih nyari beasiswa, semoga berhasil aja deh. PhD nya risetnya mengenai total care engine pesawat Rolls Royce...

udah ketemu profesornya, orangnya enak dan baik. Kita coba semua jalan. Sambil mempersiapkan pernikahan dan masa depan. Enaknya kalau bisa jadi PhD, kerjanya sekalian melanjutkan riset, bisa di perusahaan tempat kerja yang sekarang, atau di tempat yang sama dengan riset. Kayaknya kerja di luar negeri lebih menjamin untuk riset...

Dan memang di sini karena perusahaan baru, semuanya masih anomorph juga, sama laaahhh ama gw sendiri. Masih mencari bentuk terbaik untuk bisa berjalan dengan baik. :) 

Semoga semua sesuai dengan kapasitasnya dan terbaik menurut Yang Maha Kuasa. Aaaamiiinnn...

*) Persiapan pernikahan bersama sang calon istri jadi satu2nya yang jelas saat ini, maksudnya sudah berada di depan mata. hehehe. fingercrossed*

Share:

Monday, April 01, 2013

Positif vs Negatif

"Pukulan Bapak, masih salah/ kurang bener." (Pro Golf di Driving Range)

"Kamu gak usah pinter kerja, belajar sama pencitraan aja, perusahaan juga butuh." (orang kantor)

"Gak perlu Doktor, saya juga bisa." (orang kantor)

"Buat apa di sini, kamu gak dapet apa-apa." (Kolega di Kantor)

vs

"Nanti output kamu bakalan bagus." (Mentor dan Kolega di Kantor)

"Anak ini aktif, beda dari yang lain." (Mentor dan Kolega yang sama)

"Bakal jadi AMS yang bagus nie." (Mentor dan Bos)

"Kamu salah satu yang terbaik." (Kolega dari divisi lain)

"Gaya kamu udah bagus pukullannya, tinggal jam terbang." (Bokap)


Itu semua nandain, kalau dunia itu seimbang lho. Ada yang positif dan ada yang negatif. Itu beberapa kata-kata yang gw inget selalu dalam beberapa waktu terakhir yang sempat gw denger. 

Maksud gw nulisin yang semua itu, biar gw sadar dan inget juga, kalau beneran ada yang suka ama kita ada juga pasti yang gak suka. Semua kata negatif bisa jadi pemicu semangat untuk jadi lebih baik. Dan yang positif juga jadi pendorong kita untuk berbuat lebih baik lagi. Aaamiiinnn...

Benci banget memang sama perkataan orang, yang menurut gw caranya ndak sesuai...


Although the world has thousands reason to make you cry, but show the world you have millions reasons to smile (edited, "Brainyquotes.com")

Share: