Tuesday, September 30, 2014

Bismillah. Lancar semua...

Ada dua hal penting bulan oktober ini. 9 month review meeting, di mana gw harus presentasi mengenai perkembangan riset gw. Apakah ada gap yang bisa dijadiin celah untuk riset ke depan. Ini lagi berusaha terus semaksimal mungkin demi kelancaran. Aammiinnn.

Pagi tadi ketemu supervisor kedua, beliau orang Jepang. Dan tampak sekali beliau kecewa sama report gw, terus terang ada hal yang bikin bingung. Saat supervisor pertama bertanya apa mungkin supervisor kedua gak tahu apa yang mau gw lakukan? Harusnya memang gw bisa mengakomodasi keduanya. In shaa Allah aammiinnn. Gw pasti bisa. Bismillah.

Memang ada beberapa challenges yang harus gw hadapi. Dan sedihnya gw pun santai dengan challenge itu. Gw ngerasa santai karena sesungguhnya gw gak tahu apa yang harus gw lakukan. Saat pikiran seorang pekerja harus dirubah menjadi pikiran seorang peneliti. Semuanya kayaknya mudah dan gampang di awal, tapi nyatanya di atas ekpektasi semua.

Tapi ngobrol sama peneliti juga waktu di mesjid. Riset itu susah atau gampang gimana kita melihatnya. Gw tipe orang yang pekerja keras. Gw seneng kerja keras, tapi salah atau gak nya masalah nanti. Tapi rupanya beda sama di riset ini. Semua harus robust dari awal sampai akhir. Ini beda banget sama bayangan gw kalau asal kerja keras semua bisa. Gak cuman kerja keras, tapi juga kerja pintar.

Kadang akhirnya pikiran2 kita sendiri yang jadiin kita bisa atau gak nya. Kadang up dan kadang down. Kadang pesimis kadang optimis. Semuanya perjalanan mental, gitu katanya senior. Boleh dong gw nyeritain kondisi gw? Gw ceritain kondisi bukan excuse atau alasan, tapi ya memang itu terjadi.

Saat pikiran atau resource terbagi dengan beberapa hal, keluarga, organisasi dan riset. Ada yang bilang jangan jadiin itu alasan, ya setuju. Tapi memang mau gak mau hal itu pasti masuk ke pikiran kita. Saking merasa bingung dan beratnya saat itu, gw mencoba semua cara, maksudnya halaal ya. Gw coba konsultasi sama student advisor, sama counsellor juga. Karena gw pengen bisa, dan gw pengen bergerak. Yang jadi masalah adalah, ke mana gw bergerak dan apa yang mau gw lakukan? Hal itu yang bikin sedih dan stress sebenernya.

Ditambah sempet beberapa bulan hilang pijakan, antara transfer fakultas atau tidak. Waktu empat bulan udah cukup lumayan sie. Ditambah Arka lahir. Gak bisa dipungkiri, resource pasti kebagi.

Kadang suka heran sama orang yang melihat hal dari sisi nya sendiri. Itu yang kurang gw respect sie. Tapi ya gak bisa disalahin juga, setiap orang punya masalahnya masing2. Cuman kapasitas masing2 orang yang menentukan keberhasilannya.

Many things had been through, jadi harusnya jauh lebih kuat. In shaa Allah, come myself. I can do it!! Bismillah

Share: