Waktu di awal memang dibilang sama supervisor untuk mencoba menulis. Iyah, dan sebagai mahasiswa yang nurut sama supervisornya (selama mahasiswa ini mengerti apa kata supervisornya) dilanjutkan dan dilaksanakan segara dengan tempo yang sesingkat-singkatnya.
Mencoba menulis waktu itu, kacak kadut, gak jelas, berantakan, 'you name it'. Walaupun begitu gw paksain nulis, gw ingat philosophy, "quality comes from quantity". Nah tulis dah tuh terus, terus menulis.
terus gw menulis...
masih menulis...
masih juga...
Sampai gw kasih supervisor, ditanya apa bedanya tulisan gw sama tulisan wartawan yang menyadur. Waduh. Ternyata memang benar, menulis, terutama menulis akademis gak segampang yang dikira. Ini saja baru sadar begitu baca thesis orang. Akhirnya mencoba melihat apa yang orang lain tulis, kita ikutin gaya menulisnya. Sesederhana mungkin yang bisa dilakukan gw lakukan, untuk kemudian di enhance atau ditambahkan. In shaa Allah begitu.
Satu hal lagi, benar menulis itu bisa membantu atau meningkatkan skill dalam menganalisa, karena apa yang ditulis kan perlu dipikirkan dulu, betul? Dan ide yang dituliskan itu akan bisa lebih mudah berkembang dibanding dengan disimpan dalam kepala, yang ada malah gak akan berkembang ide itu. Karena resource di kepala kita kan sudah dipakai bermacam-macam, gak cuman riset doang. Jadi kalau yang gw sekarang lakukan adalah ketika ada ide langsung gw tuliskan langsung di buku, apapun itu. Jadi biarlah pikiran itu tertulis, jadi resource yang ada di kepala kembali utuh.
Dan ada satu hal lagi mengenai menulis, menulis sembarangan itu belum bisa juga ternyata. Harus ada idenya, sesuatu yang harus ditulis. Idenya apa, kira-kira bayangan idenya akan dibawa ke mana. kurang lebih dari yang kecil kemudian membesar. Kalau langsung main tulis tanpa ada maksud atau tujuan ke mana, yang ada jadi kesannya kayak wartawan, kayak yang gw ceritain barusan. Jadi sambil ngelihat bagaimana orang lain menulis, kita bayangkan atau imajinasikan atau justifikasi dengan ide yang kita punya. Bagaimana nantinya jalan ke sana. In shaa Allah sedikit demi sedikit akan ada peningkatan skill nya. Ya, semuanya kan gak sekaligus bisa langsung jago.
Satu lagi, kalau supervisor gak suka sama pekerjaan kita, dan ngasih banyak masukan, ngasitau kalau itu salahnya banyak. Itu bagus, karena supervisor kita bayar untuk itu. Hehehehe, alhamdulillah sekali kalau misalnya dikasih kritik atau dichallenge itu. Walaupun kadang mungkin caranya kurang pas sama kita, tapi itu lah seninya. Jadi santai saja, lanjut terus.
Mulai menulis both for report and thesis draft 0. In shaa Allah sebelum liburan natal dan tahun baru sudah bisa submit draft 0 thesis ke para supervisors. Aaamiinnn. Bismillah