Banyak sekali yang didapat minggu ini, setelah minggu lalu ketemu supervisor pertama dan hari ini baru saja ketemu supervisor kedua. Alhamdulillah semuanya sangat support dan tetep sabar ngadepin gw yang gw rasa agak 'kedul'. Maklum baru pertama kali mencoba riset. dan ternyata menyenangkan kalau bisa nemuin satu atau dua paper yang dapat mengubah segalanya. hahaha. lebay, tapi itu yang terjadi, di phase sekarang, nemuin paper kayak nemuin sebuah harta karun. Dulu mas Hendro bilang sie, tapi belum ngeh sampai sekarang.
Semoga bakal ketemu paper-paper lain yang bisa menjadi sebuah katalisator untuk tetap semangat dan support riset ke level berikutnya. Aaamiinnn
Barusan nunjukkin ke supervisor mengenai apa yang didapat dari beberapa minggu terakhir. Sampai ditunjukkan paper yang kemarin baru dapet. sebut saja key paper. Key paper ini mirip persis sama apa yang beliau pikirkan. Beberapa kali kita berdiskusi mengenai hal ini dan ternyata ada yang mengerjakan hal yang sama. Ada plus minusnys, pertama kita jadi tahu kalau masalah itu benar-benar ada dan nyata. kemudian ditambah dengan adanya kompetisi di situ. Tapi kita gak berkompetisi tapi cenderung mencari celah tambahan untuk fondasi riset itu. salah satunya adalah melihat dari perspektif yang berbeda.
Ini menarik, karena perspektif yang berbeda juga bisa dilakukan di kehidupan nyata. bukan begitu? beberapa waktu lalu sempat ngeblog mengenai perbedaan perspektif yang bisa buat melihat dunia yang berbeda. Just the matter of perspective. itu yang menarik dan itu yang luar biasa. jadi selama ini semua pilihan, bisa atau tidak, mau atau tidak, semua dilihat dari perspektif. Walaupun semuanya gak bisa dilakukan secara sempurna, at least mendekati hal tersebut kan bisa menjadi sebuah prestasi. Kembali lagi tergantung dari perspektif mana orang melihat.
Kadang kompetitif dengan membandingkan satu dengan yang lain kurang bijaksana menurut gw. Baru kemarin ngobrol sama bokap mengenai cara belajar gw sama adek yang berbeda. Itu hal yang wajar dan lumrah, karena kembar identik pun gak akan sama. Jadi compare itu bisa jadi perspektif yang baik atau jadi perspektif yang buruk. Sayangnya kalau menerima dengan perpektif yang buruk. Kalau melihat perspektif yang baik, in shaa Allah kehidupan akan lebih tenang. Dan menerima apa adanya, kekurangan pasti ada, tapi bagaimana menjadikan kekurangan ini sebagai sebuah ladang atau celah untuk berbuat lebih.
jadi Bismillah, kita coba saja. terus berusaha dan berdoa. wish me luck please