Dari sejak beberapa waktu lalu masih mencari bentuk kerja yang sesuai dengan diri sendiri, apalagi memang program doktoral ini gak pake kurikulum, silabus pun bikin sendiri.
Sampai akhirnya membuat sebuah jadwal untuk diri sendiri dengan target kerja sebanyak 56 jam per minggu nya. Mohon maaf kalau memang mengorbankan waktu untuk keluarga. Nambah sejam pulang lebih telat jadi jam 7, ya karena memang banyak yang harus dikejar. Tambah lagi rasanya jauh sama anak istri itu berasa banget. Apalagi anak pas lagi lucu-lucunya, sudah mulai bisa komunikasi, manggil-manggil daddy-daddy.
Minggu lalu dicoba untuk kerja full dari rumah, tapi ternyata gw nya yang belum bisa managing focus dengan baik. Kalau di rumah kita yang ngikutin jadwalnya anak, ya bisa bantu istri jaga anak kalau istri lagi masak. Dan baru bisa kerja kalau si anak makan atau tidur, yang mana kurang lebih sehari dua kali tidur (dua jam) dan tiga kali makan. Kalau makannya di bawah dapat tambahan kerja dua-tiga jam. Kalau makannya di atas, ya beda lagi. Kan anak sudah ada maunya, maunya makan di atas, ya bakalan ke atas. hehehe. lucu memang
Tapi ya itu konsekuensi hidup bukan, keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan. Kalau dulu mungkin belum nikah atau belum punya anak, bisa full mikirin diri sendiri dan apa yang mau dikerjain. Kalau sudah nikah dan punya anak, skill nya nambah jadi untuk develop focus management. Time management dari dulu sudah mulai bisa buat jadwal harian menyesuaikan dengan kelas, ditambah dengan kewajiban kerja part time. Sekarang time management kita sendiri yang bikin, semau kita, dan satu lagi riset itu bisa berkembang. Jadi kalau riset dijalanin terus ya bisa juga, but, gw gak bisa gitu. Gw cenderung 'people' man, seneng ngobrol sama orang, bersosialisasi, tapi karena sekarang terbatas ya gw main aja ama anak istri. hehehe.
Jadi, pilihan yang gw jalani sekarang, dan mulai besok in shaa Allah bakal lebih disiplin jam 8 berangkat sampai jam 7 (10 jam kerja dan 1 jam istirahat) untuk mengejar ketertinggalan. Ngebut but. Ini pilihan, karena gw yakin pamitnya gw ama anak istri, akan jadi doa buat keluarga gw untuk bisa mendapat kehidupan yang lebih baik. Menuntut ilmu sama dengan berjuang di jalan-Nya (pernah baca blog temen). Dan dadah nya anak sama istri jadi doa juga buat kemudahan dan kelancaran gw untuk bekerja dan belajar. In shaa Allah. Aamiin.
Mohon doanya, i will do and keep to reach the best of me :)
Bismillah