Beberapa lalu waktu bilang, kalau udah berkeluarga, dunia akan terlihat berbeda.
Ada benernya, berbeda dalam arti yang lebih positif. Gw belum tahu dan belum kebayang seperti apa sampai gw membangun rumah tangga sendiri, punya anak, membangun karier, semuanya benar-benar berbeda dan tantangan yang dilihat di luar jadi sangat berbeda.
Mungkin dulu waktu masih belum berkeluarga, melihat segala sesuatu dari dalam diri sendiri, cenderung grasak-grusuk, pertimbangan yang sangat dangkal dan cenderung singkat untuk memutuskan sesuatu. Dan i was happy with it. Tapi ternyata masih banyak yang harus diperbaiki. Khususnya ketika punya anak.
Entah bagaimana, anak menyerap dan meniru semua perbuatan yang kita lakukan, dari hal terkecil di kehidupan sehari-hari. Itu yang menjadi pengingat dan penjaga, untuk lebih berhati dalam berucap, berbuat dan bertindak sesuatu. Sang anak hampir bisa menirukan semua yang kita lakukan. Jadi bisa lebih berhati-hati, padahal dulu sering kali ledek-ledekan atau bikin joke-joke yang agak cenderung kasar.
Turn pointnya adalah ketika Arka lahir, Arka sempat di rumah sakit beberapa hari karena jaundice. Di situ ada perasaan bingung, takut, juga kuatir. Melihat semuanya sebelumnya kayak lancar dan sempurna, mulus, dari mulai persiapan pernikahan, diterima beasiswa LPDP, diterima di Cranfield, dapat pembimbing yang sesuai dengan interest, sampai ndak lama setelah menikah istri hamil. Alhamdulillah, luar biasa sekali nikmat dan perjalanan yang mulus itu. Perasaan waktu itu seperti, you know, kayak bisa megang dunia. Ya mungkin sempat merasa sombong dan tinggi hati kali ya. Sampai mungkin disadarkan begitu Arka lahir. Luar biasa rasanya, kenikmatan dan perasaan menjadi seorang ayah, luar biasa. Sampai sekarang masih ingat gimana prosesnya kelahiran Arka, proses persalinan, sampai pertama kali ngeliat dia pertama kali, dengar suara tangisannya pertama kali. Luar biasaaa. Senangnya gak bisa diungkapkan, like it is the best thing yang pernah saya alami.
Memang tahun lalu adalah tahun yang luar biasa, i feel that i am on my lowest point that time. Arka dan istri harus stay di rumah sakit. dan beberapa bulan berikutnya kita masih belajar dan berjuang untuk bisa ngejar target berat badan Arka. Jauh dari keluarga, beda lingkungan dan semua hal baru yang dialami dan dihadapi. Itu yang menjadi sebuah pembelajaran yang berharga. Waktu itu keluarga yang utama, sampai riset pun lupa, mungkin merasa overwhelmed dengan keadaan yang ada, baru mulai menjadi mahasiswa PhD, menjadi ketua ISIC waktu itu. Semuanya seperti datang di saat yang bersamaan. Tapi memang banyak pelajaran yang didapat.Menjadi lebih dewasa? semoga.