Wednesday, December 28, 2022

Menerima Diri Sendiri

 Ini menarik,

Banyak ketemu orang-orang yang kayaknya masih belum berdamai diri sendiri. Jadinya adalah dia berusaha untuk berkompetisi dengan orang lain. Lebih menariknya lagi mereka akan menganggap diri mereka lebih baik dari orang lain, atau malah kesannya julid sama orang lain.

Kita pernah berada di posisi itu. Ya wajar, kita masih belajar dan masih mencoba memahami bagaimana untuk bermasyarakat dan bertetangga. Lucu juga sie kalau kita lihat beberapa kali waktu itu. Ya mungkin kita belum merasa puas atau bersyukur dengan apa yang kita punya.

Itu yang masih kami pelajari juga, berusaha untuk memahami menerima dan mengembrace apa kurang lebih nya dari diri kita sendiri. Karena saya sadar kalau gw gak akan jago di segala bidang, orang pun begitu. Ada plus minus dan yang bisa kita ambil ya yang positifnya aja. Kalau negatifnya dari diri kita ya kurangnya diri kita, ya kita terima. Kita coba perbaiki dan kurangi sebaik mungkin.

Bismillah, inshaAllah kita bisa segera menerima diri kita sendiri. Dengan mengetahui dan menerima diri kita sendiri, kita bisa santai dan menerima saja apa yang terjadi sama kita. Dan yang menariknya adalah gak terlalu pusing sama kata orang lain. Ya memang kita udah tahu tentang diri kita sendiri. 

Menariknya setelah kita tahu apa kurang lebihnya kita. Kita bisa lebih santai dan jumawa menghadapi semua. Insya Allah. Amiin. Jadi gak panasan, dulu sie masih mudaan dikit kita panasan. Kagak mau disaingin. Kalau orang lain lebih hebat, ada aja kita highlight kurangnya. Menilai orang lain dan menjudge orang lain.

Padahal, setiap orang itu punya perjuangannya masing-masing. Dan kita gak sepatutnya untuk menghakimi. Jadi kita bisa put our feet in the others' shoes. Bismillah...

Semoga Allah memberikan kesabaran dan kemudahan untuk terus bersabar dan terus meningkatkan kualitas diri kita. Amiin..

Share:

Monday, December 26, 2022

Financial Planning - Proyeksi 2023

 Alhamdulillah...

Semalam sempat memproyeksikan bagaimana cashflow dan budgeting di tahun 2023. 

Ada beberapa prioritas utama yang kita higlight, itu sekolah anak. Yup, insya Allah untuk A1 masih aman karena coverage dari kantor masih bisa nutupin. Nah untuk A2 kita perlu menyesuaikan. Ada penambahan yang mana alhamdulillah masih manageable. Bismillah

Kita coba buat prioritas dan budgeting setiap awal tahun dan kita terus review per bulannya. Setahun kami pindah di tempat baru, kami bisa summary kebiasaan-kebiasaan dan alokasi ke mana lari uang kita. Semuanya masih manageable, bersyukur semuanya masih bisa dialokasikan dan yang paling penting masih bisa buat sedekah. Itu yang utama. Sedekah dan berbagi sama orang di sekitar. 

Sekedar sharing, alokasi terbesar kita adalah di akomodasi rumah. Iya, alokasi untuk rumah bisa mencapai 40% dari alokasi budget keseluruhan. Untuk sekolah anak bisa mencapai 12%. nah samping itu untuk kirim2 30% (orangtua, sedekah, dll). Selebihnya ya kebutuhan sehari-hari, jalan-jalan.

Transportasi untuk bensin dll alhamdulillah tidak terlalu banyak,  karena selain rumah kita dekat dengan sekolah, saya pun kerja masih banyak dari rumah (WFH). Jadi saving dari transportasi lumayan juga. Kalau normal sie biasanya kita mencapai 10% juga untuk total semua untuk budget.

Note: ini budgeting di luar tabungan ya. Karena tabungan kita pisahkan dulu dari pendapatan. Persentase ini didapat dari alokasi untuk expenses aja :)

Bismillah, semoga bisa termanage dengan baik dan tujuan keuangan bisa tercapai. Amiin

Share:

Saturday, December 24, 2022

FIRE = Kebutuhan vs Keinginan

 Masih belajar untuk lebih disiplin untuk mengkategorisasikan antara kebutuhan dan keinginan.

Kadang kalau awalnya ingin doang, tapi karena ada sale atau ada promosi, jadinya beli.

Akhirnya kebutuhan itu dicari-cari. Tapi masih mending sie kalau akhirnya memang yang dibeli tadi akhirnya dipakai terus. Itu masih alhamdulillah.

Beberapa kali kita beli, malah gak dipakai. Jadinya mubazir kan tuh. Ini kejadian sama beberapa barang. Beli karena udah lama banget pengen, begitu udah ada, malah jarang dipakai. Masya Allah sie ini.

Sekarang kita mengkaterogisasikan dari sisi kebutuhan, dari kesempatan bisa jadi kebutuhan khususnya benda-benda yang sifatnya konsumtif. 

Ya memang akhirnya kembali ke prioritas utama. Tujuan keuangannya itu mau ke mana dan bagaimana mencapai itu. Sekarang tujuannya untuk bisa bayar sekolah anak misalnya, nah itu disesuaikan dengan budget dan alokasi pengeluaran. Tabungannya dalam waktu beberapa bulan, harus sudah bisa terpenuhi. 

Nah di situ tantangannya. Berusaha disiplin dan menjauhi dari rasa ingin beli.

Bismillah, semoga terus dijaga sama Allah dan dimurahkan terus rezekinya. Amiinn


Share:

Friday, December 23, 2022

Redirection - Career

 WAllahu, kita gak pernah menyangka akan ada di kesempatan sekarang ini. 

Tinggal di tempat yang gak kebayang sebelumnya. Alhamdulillah.

Dulu awal bekerja di penerbangan, karena memang ada idola kami yang dekat dengan pesawat. Akhirnya kami masuk di dunia tersebut dan bekerja selama kurang lebih 2-3 tahun. Dari situ kesempatan yang luar biasa didapat, kita bisa ikut Abang None sampai jadi Finalis. Lanjut menikah, menuju punya anak, dan akhirnya sampai kita dapat kesempatan belajar lebih tinggi di tempatnya Aviasi. Alhamdulillah.

Dari situ, qadaruLlah, ada kesempatan berkarir di perusahaan maskapai penerbangan (yang sebelumnya itu lebih ke arah bengkel). Gak lama juga di situ, pindah ke HQ. Perusahaan penerbangan juga tapi yang sedang mengekspansi di dunia data. Dan dunia data inilah yang ternyata menjadi tempat sekarang berkarir dan berkarya. Alhamdulillah. Walaupun sempat kembali ke maintenance lagi di perusahan anak, kita tetap di area digital transformasi, yang gak jauh dari bidang pas PhD dan data juga. Alhamdulillah.

Sampai suatu hari, waktu mengobrol sama istri, kita sempat nyebut kalau mau ke mana lagi kita. Karena hampir dua tahun kita di KL. Qadarullah waktu itu kejadian pas Covid. WAllahi, kita dapat telpon dari bos yang ngerekrut kita waktu ke KL. Kita ditawarin kerja di tempat yang sekarang. Alhamdulillah, kita coba dan ternyata kita diterima. 

Di sini pun kita dapat bimbingan dan guidance yang baik. Bekerja di bidang yang baru dengan bimbingan bos yang baik. Alhamdulillah. Sampai kami dapat sertifikasi untuk bantu pekerjaan. Alhamdulillah wa syukurIllah.

Ada hal yang tetap saya pegang dan jalankan. Kerjakan dengan cepat, Selesaikan dengan cepat, Tahu salahnya di mana dengan cepat, perbaiki dengan cepat, dan ulang dengan cepat! Itu terus yang selalu saya pegang.

Karena kita tahu kalau "Done it Better than Perfect."

Share:

Resolusi tahun 2023 - Flashback 2022

Banyak sekali keinginan untuk tahun 2023 dan tahun-tahun yang lain.

Tapi juga tidak lupa bersyukur atas segala pencapaian yang sudah didapat sampai saat ini. Tahun 2022 ini tahun yang up and down.

Mama, Oma kami tercinta pergi menghadap Allah SWT di tahun ini. Dua bulan sebelumnya, Bude kami, kakak pertama Papa dipanggil lebih dahulu oleh Allah SWT.

Walaupun kami tahu kalau waktu itu akan datang, tapi saat waktu itu datang, kami tetap merasa kehilangan yang sangat dalam. Rasa penyesalan, rasa takut, rasa bingung, sedih, yang dominan rasa kehilangan yang amat sangat. Kita gak tahu kapan kita bisa ketemu langsung sama Mama lagi. Dan memang semuanya sudah diatur mengenai umur. Kita hanya bisa berbuat dan mendoakan yang terbaik buat Mama. Kita teruskan legacy dan warisan kebaikan-kebaikan Mama, semoga bisa menjadi amal ibadah yang terus berlanjut dan menjadi bekal mama untuk masuk surga-Nya Allah. Amiin.

Masih ingat proses pemakaman Mama. Alhamdulillah Allah masih dapat kesempatan untuk mengantar Mama ke tempat peristirahatan terakhirnya. We love you Ma, We miss you.

Biar semua kenangan-kenangan sama Mama saya simpan ya Ma dan saya akan coba wariskan values yang mama berikan ke kami untuk diteruskan ke anak cucu ya Ma. Semoga itu juga bisa menjadi syafaat untuk Mama menuju jannah. 

Tahun 2022 ini tahun yang mengajarkan banyak hal bagi kami semua. Rasa ditinggalkan oleh seorang Ibu adalah perasaan yang luar biasa. Saya gak pernah menyangka ada perasaan patah hati yang sangat dalam, sangat besar mampir di diri ini. Tapi dari sini mengikhlaskan bukan berarti melupakan, tapi lebih ke arah beradaptasi dengan perasaan kehilangan itu, memanage rasa sedih itu. Kadang akan selalu hadir dan tampak lagi. Saat itulah yang kami jadikan introspeksi untuk mendoakan beliau.

Terima kasih ya Ma! You are the best Mom! In sya Allah, Allah akan memberikan tempat terbaik untuk Mama. Love you Ma.

Share:

Burden : Matter of Perspective

Lagi nonton film Netflix '12 Mighty Orphan.'

Melihat beberapa hal yang bisa menjadi value yang berharga. Di mana kita bisa ambil benang merah dan menariknya bisa merelasikan dengan pengalaman kita sendiri. Cerita ini akan selalu menarik dan akan selalu menjadi hal yang bisa dijadikan pelajaran. 

Jadi ingat waktu ada training sama Bjorn, di situ dia bilang kalau 3 menit pertama dari sebuah film itu yang paling penting. Ini bisa dibilang kalau semacam cover dari sebuah buku, image dari seorang personal, atau kesan yang kita sampaikan ke orang lain. - ini sudah diceritakan di blog sebelum-sebelumnya.

Nah yang sekarang kita mau bahas terkait dengan perspective. Alhamdulillah dengan menulis blog ini lagi, pikiran yang tadinya bingung dan ruwet, mulai bisa terurai, dicari benang merahnya dan dikategorikan.

Keseluruhan ini bisa dianalogikan seperti waktu lagi ambil PhD dulu. DI awal disebutkan atau diformulasikan dan difondasikan dulu. "Kenapa" nya dulu yang perlu diperkuat. Walau kaddang ada saatnya sang 'kenapa' bisa berubah, menyesuaikan dengan constraints. Constraintsnya bisa berupa waktu, tenaga, resource, dll. tapi sampai sejauh mana kompromi itu kita atur sebagaimana kepercayaan diri kita. Kita punya supervisor atau mentor yang bantu kita melihat apakah kompromi kita itu terlalu banyak atau cukup. Ya kita perlu manager, supervisor, mentor atau teman yang lebih pengalaman untuk bisa melihat itu. Jadi ya kita dilatih untuk mendengarkan di satu sisi memimpin, memutuskan, semua hal yang berguna untuk kita hidup diperlukan.

Masih bingung cari mau ke mana hidup kita? sama, sekarang pun masih bingung. Tapi yang pasti sudah ada beberapa target hidup ke depan. Kita punya namanya target atau resolusi. Kita tulis (saya suka banget nulis ngelist) apa yang mau kita lakukan dan apa yang bisa kita capai dalam tahun 2023 misalnya. Kalau sekarang tujuan pribadi sie mencapai kemapanan finansial. Karena sekarang mikir gak cuman untuk diri sendiri, tapi untuk anak-anak dan orangtua. Kalau bahasa kerennya sekarang sie FIRE. Tapi bagi saya ada efek paling bagus dari FIRE itu, yaitu ketenangan atau cushion yang baik untuk ke depannya. Kita tetap di jalan atau jalur yang seoptimis mungkin.

Bismillah, semoga Allah memberikan jalan, kekuatan dan kemudahan untuk mencapai itu semua. Amiin

Share:

Thursday, December 22, 2022

Flip Z3

 Setahun yang lalu kita beli Flip untuk istri. Teknologi baru yang menarik dengan layar bisa dilipat, ditambah iphone X istri yang sudah usia 4 tahun sudah harus saatnya pensiun. Walaupun memang akhirnya sekarang masih dipakai itu iphone X. Apple memang dengan harga tinggi, kualitasnya luar biasa. 

Kita pernah claim warranty karena memang layar bagian atas gak aktif dan ada blank di sekitar engselnya. Di sini kita dapat warranty dengan samsung care+. Gak tahu kita gimana bisa seperti itu. Kita sempat nunggu 2 minggu untuk dapat spare partsnya.

Setelah itu kita jarang pakai handphone itu, ngelipat pun segan karena kita gak pengen hal serupa kejadian lagi. Sampai beberapa hari lalu ada dead pixel. Pas dibawa ke service center, dianggapnya ini karena pemakaian. Dan kita harus bayar sekitar THB 6000. Akhirnya kita batalin, karena ya gak dijamin juga bakal awet lagi itu layar. Kita pakai 2 bulan dan akhirnya dead pixel.

Pihak service center menganggap itu kelalaian kita karena pemakaian. Haiyah. agak merasa kurang fair sie dengan hal ini. Jadi kita menyimpulkan kalau kita gak cocok pakai handphone itu. Butuh extra cautions untuk pakai handphone itu. Beda sekali dengan hape-hape samsung lain yang gak pakai lipat2. Mau jatuh mau keberet kunci, masih jalan dan masih bagus LCD nya.

Yang menarik dari pihak service centernya, LCD nya itu dari plastik dan harus hati2 nutupnya. Again, no solution dan kita yang dianggap gak bisa pakai. Jadi ya sudah kita putuskan kita pakai sampai benar-benar rusak dan gak bisa dipakai lagi :)

Bismillah. Semoga awet ya :)

Share:

Facebook Marketplace

 Beberapa waktu terakhir ini lagi sering mantengin Facebook Marketplace. Pertama-tama sie karena jualan barang-barang yang udah lama gak kita pakai. Istilah kerennya, decluttering. Alhamdulillah ya laku aja via FB.

Awalnya memang kita cari-cari barang buat kita pakai. Kita sempat dapat printer laser, speaker komputer, fan untuk komputer, sampai air purifier untuk di mobil.semuanya yang kecil-kecil yang harganya juga gak terlalu tinggi. dan memang kita mikir pakai yang bekas pun sebenarnya oke. Sampai dua kali pernah kena scam, tapi ya itu jadi pelajaran berharga sekali buat kita.

Sampai beberapa waktu lagi kita berani menjual car seat, sepatu bola (salah ukuran), gendongan bayi, TV, dll. Ini masih jualan beberapa barang yang baru diupload. Ini bisa jadi cara yang frugal untuk mendapat barang murah atau meminimalisir untilized items di rumah. Gak sumpek juga dan ikut senang kalau ternyata memang barang itu bisa lebih berguna bagi orang lain. Pasang harga yang kompetitif (biasanya 50% dari harga baru yang tersedia di website).

Alhamdulillah, kita dapat manfaat lain dari barang-barang yang sudah gak kita pakai lagi. Dan kita juga bisa dapat barang dengan harga miring dan kualitas yang baik. Yang kali ini kejadian adalah beli monitor bekas untuk bantu kerjaan, maklum kerjaan butuh banyak buka tab, dan layar macbook pro 15.6" udah gak cukup lagi untuk bisa set kerjaan. Akhirnya kita dapat monitor samsung, sama ongkir yang gak terlalu mahal. Sayangnya sampai rumah barangnya malah gak bagus. Monitor ada garis hijau di tengah. 

Dasar memang gak mau rugi, kita langsung kontak samsungnya dan kita bawa ke service center. Alhamdulillahnya ternyata masih ada warranty dari monitor itu. Namanya rezeki, di sana kita malah dituker sama layar baru. Alhamdulillah. Ini jadi pembelajaran baru lagi, kalau bisa dapat barang murah dengan warranty, itu menarik sie. Jadi lebih safe. Ya paling capek untuk bawa ke service center dan sabar nunggu dikit.

Alhamdulillah, memang rezeki dari mana saja :)

Share:

Success is the best Revenge?

 Gak tahu pernah dengar kata2 ini dari mana. 

Tapi sempat terngiang-ngiang sie dengan kata-kata ini. Sampai akhirnya gak setuju juga kalau ini jadi pedoman untuk bisa sukses. 

Beberapa kali ada di keadaan ini, keadaan kurang memuaskan, atau kesannya gak 'kepakai' ya di organisasi ya dikerjaan. Tapi ya itu, kita jalan terus sampai di suatu saat kita bersyukur.

Akhirnya mencoba berhusnudzon sama Allah yang ngasih jalan dan memberikan kesempatan kita untuk mengubah takdir. Takdir dari yang kita kurang nyaman ke takdir yang kita bisa lebih nyaman atau lebih baik. 

Takdir kenyamanan atau takdir yang tidak nyaman di awal atau nyaman di akhir? takdir yang kita selalu ingkari tapi kita gak mau berubah. Malah kita menyumpah serapahi keadaan kita. Akhirnya yang ada menyesal karena kita gak mencoba.

I do not know, kalau ini yang terbaik untuk kita saat ini atau masa depan. Tapi yang penting sie, coba terus dan jalani terus. Kalau gak suka ya cari takdir yang lain. Kita gak suka terima takdir begitu saja, menerima saja. dengan alasan macam-macam, alasan sudah takdir saya. 

Ini kita gak bisa judge juga, karena saya yakin kalau setiap orang punya fightnya dan masalahnya masing-masing. Ada yang memutuskan hal yang di luar logika kita atau ada yang berbeda pikiran dengan kita. Sering akhirnya kita membandingkan, padahal kita bukan di kapasitas membandingkan dan menilai seseorang atau tindakannya. Ya karena, kita gak tahu apa sebenarnya yang terjadi. So, ojo dibanding2ke :)

Kembali lagi ke revenge tadi. Malah menurut saya revenge gak usah dikejar. Tapi yang dikejar ya untuk kebahagiaan diri sendiri atau kebahagiaan anak istri. Dan itu cukup. Kalau orang menganggap dendam untuk membuat dirinya bahagia ya monggo. Tapi kita gak ngambil hal itu. Kita bersyukur saja dengan yang ada, alhamdulillah. 

Orang lain lihat kita ya memang pas enaknya doang pasti. Karena socmed yang kita pakai, foto2 yang kita upload kan yang bagus dan baik. Orang lain gak pernah tahu kalau kita dulu berdarah-darah. Kerja sambilan jam 4-7 pagi. atau kerja di restoran jam 5 sore sampai 11 malam, lanjut ke library ngerjain tugas sampai jam 3 pagi. Lanjut lagi kuliah. Pisah sama anak istri, karena kita gak ada dana untuk perpanjang visa. Banyak hal lain lagi yang kalau kita kembali lagi mengingat, alhamdulillah sekali apa yang Allah sudah berikan buat kita. 

Malah, kadang kita suka malu. Allah memberikan banyak hal buat kita, tapi apa yang kita berikan untuk Allah? 

Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa kita dan menerima amalan kita. Amiin

Share:

Wednesday, December 21, 2022

Tantrum si Adik

 Jadi Hari Minggu kemarin, Mommy pergi untuk menemani tamu dari Indonesia belanja. 

Kita bertiga di rumah dan dijadwalkan ketemu sama Mommy pas jam makan siang dari rumah.

Di rumah si Adik sudah sedikit sulit untuk diajak mandi, bersiap, dll. Sampai akhirnya kami pergi dan adik pun gak mandi dulu. Adik cuman ganti baju kemudian kita berangkat. Oke kita turutin maunya Adik karena kita terbatas waktu. Siang di Hari Minggu menuju pusat kota, macetnya luar biasa.

Di perjalanan pun Adik tidur sampai kita dapat parkir setelah keliling mall 30 menit. Ternyata Adik mungkin masih capek. Akhirnya semua yang kita lakukan salah di mata Adik, dan dia protes, nangis, teriak, atau mungkin tantrum ya. Awalnya kita bawakan 'becak' di mobil, tapi adik gak mau, sampai mall eh malah mau becak. Mungkin capek karena harus jalan jauh. Kami pun sempat emosi sampai saya diam untuk menata lagi emosi sebelum ngobrol sama Adik.

Sampai tempat makan, saya pesan makan, Adik masih teriak-teriak dan nangis juga. Kita pun keluar, kita bawa ke tempat yang jauh dari orang. Di pojok tiang, kita ajak ngobrol maunya apa. Sampai akhirnya kita pun mencoba mengafirmasi apa maunya si adik, kita kasih solusi apa yang dia mau, dan kita janji kita jalanin solusi itu setelah kita selesai makan. Alhamdulillah dengan diskusi, ngobrol, dan janji, ditambah pelukan sekalian saya minta maaf karena gak tahu perasaan si Adik, Adik nangis di pelukan. Gak lama, kita sama-sama tenang, Adik setuju kalau kita akan kembali ke mobil untuk ambil becak setelah makan. Yang nyatanya gak jadi ambil becak karena udah ketemu Mommy nya yang bawain kaktus buat dia.

Ya langsung happy lagi dia. Alhamdulillah :)

kadang kita lupa kalau anak itu pikirannya belum seperti kita. Saya malah suka memaksakan pikiran kita ke anak kita. Padahal kita pun punya pikiran yang berbeda sama orangtua kita, dan kadang gak suka kalau orangtua mencoba mengimplementasikan pikirannya ke kita :)

Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk bisa membimbing anak kita untuk terus lebih baik. Amiin.

Share:

Menulis - Menata Pikiran

 Saya mencoba menulis lagi untuk berusaha menata pikiran saya lagi.

Banyak sekali pikiran-pikiran yang memang tampaknya sangat banyak dan kompleks.

Therapi menulis pernah saya pakai waktu kuliah Master 12 tahun lalu. Saya berusaha menulis setiap kejadian atau apa yang menjadi pikiran itu ke dalam sebuah blog (yang mana blognya sudah diambil orang). 

Yang menariknya adalah saya selalu berjanji untuk selalu menceritakan sisi positif dari setiap kejadian yang saya tuliskan itu. Dari situ saya selalu berusaha untuk menuntaskan tulisan ke dalam summary yang positif dan pikiran saya pun menjadi positif.

Kenapa sekarang? karena sekarang saya merasa punya banyak alat pendukung. Komputer, internet, keyboard, monitor dan waktu yang ada untuk bisa menulis kembali. Butuh waktu lama untuk kembali menulis. Tapi insya Allah akan diusahakan untuk bisa menulis sehari minimal sekali. Apapun itu, kejadian yang bisa diambil dari dipetik untuk kemudian ditulis di blog ini.

Yang menarik adalah blog ini bisa menjadi archive pikiran kita yang kompleks. Dengan menulis, kompleksitas tadi dapat terurai sedikit demi sedikit karena kita dipaksa untuk menulis secara sistematis. Menulis secara sistematis sehingga orang lain bisa mengerti apa yang kita tulis.

Kembali lagi memang tujuan menulis ini untuk menshare pengalaman apa yang pernah kita alami untuk orang lain yang membaca. Saya cuman berharap orang lain dapat mengambil hikmah dan kesimpulan dari pengalaman hidup saya. Syukur-syukur bisa membantu yang membaca untuk bisa lebih baik. Amiin

Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan untuk bisa istiqamah berbagi kebaikan dengan orang lain dalam bentuk apapun. Amiin

Share:

Love you Ma, miss you so much

 Mama sudah dipanggil oleh Allah 100 hari yang lalu.

Waktu yang bagi saya sangat cepat. Mama pergi sebulan sebelum beliau 62 tahun. 

Banyak sekali hal yang saya kangen dari mama, kebaikan mama, ketulusan mama, dan perhatian mama yang luar biasa buat kita semua. Mama itu akan selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang walaupun akhirnya dirinya sendiri yang berada di posisi yang kurang menguntungkan.

Itu yang luar biasa dari Mama, kami pun baru tahu kalau Mama banyak sekali melakukan kebaikan-kebaikan ke lingkungan sekitarnya, yang kami tahu malah dari kawan-kawannya Mama.

Banyak sekali hal-hal yang ingin saya lakukan bareng mama dan untuk mama. Tapi rupanya Allah lebih sayang sama Mama. Mama insya Allah husnul khatimah dan berada di tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Masih terngiang jelas sekali waktu-waktu sama mama dari kecil, sampai terakhir kali berdialog sama Mama di RS. Mama minta maaf sama saya, yang justru sebenarnya saya yang banyak salah sama mama. Saya yang harusnya minta maaf sama Mama. Mama luar biasa dan baik sekali. Mama ngedidik kita, support kita sampai kita di situasi seperti sekarang. Itu gak lepas dari doa mama dan Allah mendengarkan doa mama.

Setelah mama pergi, rasanya dunia seperti berhenti berputar. Kami gak punya mama lagi, tapi ternyata bagi saya Mama akan selalu ada di hati saya dan di diri saya. Darahnya, kasih sayangnya dan perhatiannya akan selalu saya bawa. Dan semoga saya bisa meneruskan semua kebaikan mama, perhatian mama dan kasih sayang mama ke cucu-cucu mama. Cucu-cucu yang selalu ingat sama Oma nya.

Maafin Mas ya Ma, Mas masih banyak kurangnya. Belum bisa nyenengin dan berbuat banyak hal sama Mama. Biar Mas simpan memori sama Mama terus di hati Mas ya Ma. Insya Allah semoga Allah memberikan kita masuk ke surga-Nya dan kita bisa berkumpul lagi di sana.

I love you Ma. Terima kasih ya Allah telah memberikan kami Malaikat yang kami panggil Mama. Malaikat yang tidak pernah putus kasih sayangnya buat anak-anaknya. Malaikat yang selalu mengutamakan kebahagiaan orang lain dan tulus membantu orang lain.

Semoga Allah menjauhkan Mama dari siksa kubur dan Allah masukkan mama ke surga bersama orang-orang salih. Amiiinnnnn.


Share:

Do It - Know the Mistake Fast - Fix it Faster -Learn Rapid

 Yup, itu kayaknya prinsip kerja saya sekarang di sini.

Alhamdulillah mungkin bos cocok dengan cara kerja saya seperti itu. Kita sebenarnya direkrut untuk di tempat lain sesuai dengan background kita di digital transformasi dan product management dari transformasi itu. Tapi karena satu dan lain hal, kita ditempatkan di tempat yang baru, fokus ke bidang operasional organisasi, semacam operasional based on project organization.

Itu hal yang menarik, karena kita cuman menjadi bagian dan beberapa kali belajar secara informal saja. Sampai akhirnya kita terjun ke dalam dan diassign untuk membantu bagian-bagian operasional untuk pelaksanaan proyek-proyek di organisasi kita. Menariknya adalah semua proyeknya berbasis data. Hal yang lagi trend di industri ini.

Ditambah kesempatan kita bekerja di industri retail (B2C) membuat kita belajar lebih cepat, dipacu lebih cepat dan didorong untuk bisa lebih cepat. Karena trend industri di B2C ternyata sangat cepat. Sebelumnya saya lebih banyak fokus di B2B. Ada kurang lebihnya memang. Tapi yang saya bisa ambil dan saya suka itu ya cepatnya dinamika di dunia ini. Ini buat kita bisa mendapat lebih banyak pengalaman dan lebih banyak pemahaman. Jadi ya itu, bekerja cepat, kalau salah kita jadi tahu salahnya lebih cepat (beruntung ada bos yang selalu guide kita dan ngasih feedback kita. Kitanya juga gak usah baper), perbaiki lebih cepat, dan itu repeat terus sampai Bos oke. Kadang malah Bos kita pun belum tahu maunya client seperti apa. Jadi ya gak ada yang salah atau benar saat itu. Yang kita tahu yang paling baik dan paling benar yang kita deliver saat itu. 

Alhamdulillah so far sie masih okay dengan hal itu.

Kembali lagi ada kawan yang mencoba mempengaruhi dengan berspekulasi atau menempatkan diri di kejadian yang kurang baik. Pokoknya semuanya salah aja menurut dia. Itu menurut saya sie kembali ke mindset tadi. Mau sebaik apapun sebuah lingkungan, kita bisa melihat dari dua buah sisi. Akan selalu dua buah sisi di sebuah koin, tinggal kita mau pilih yang mana? yang baik atau yang buruk. Yang baik pasti akan memiliki konsekuensi. Tapi kalau kita gak berani ambil konsekuensinya bagaimana kita tahu kalau itu akan menjadi hal yang baik atau tidak untuk kita?

jadi kembali lagi minta petunjuk sama Allah dan minta kekuatan sama Allah untuk dapat memberikan yang terbaik dan selalu diberkahi oleh Allah SWT. amiiinn....

Share:

International School - Pengalaman Pertama

 Baru kali ini pengalaman merayakan akhir semester dan perayaan akhir tahun baru di sekolah anak-anak.

Sudah lama gak lihat Kakak A pentas di panggung dan depan umum. Bangga juga ngelihat Kakak tampil dance dan main recorder musik di pentas acara sekolah. Ngelihat Kakak perform dan kelihatan happy, alhamdulillah bersyukur sekali dapat kesempatan untuk sekolah di tempat yang dia happy dan bisa menjadi dirinya sendiri. Alhamdulillah.

Adik nya juga sempat melakukan pentas mini di depan orangtua lainnya. Lucu juga lihat Adik malu-malu tapi kelihatan happy dan partisipatif. Memang tantangan tersendiri ketika ada pandemi, di mana anak-anak kurang bersosialiasi dengan anak-anak seusianya. Itu juga kita sebagai orangtua gak kebayang bagaimana perasaan anak-anak itu. 

Alhamdulillah kini situasi sudah mulai berangsur normal. Sekolah pun beberapa waktu lalu sudah tidak memerlukan ATK, dan penggunaan masker juga sudah optional. Jadi pentas seni pun akhirnya bisa dilaksanakan lagi setelah 2 tahun vakum katanya. Terakhir kakak pentas juga waktu masih sekolah di Indonesia. 

Kakak memang senang tampil dan pentas menari. Terakhir kalau gak salah menari Anak Gembala, pakai lagunya AT Mahmud. Alhamdulillah.

Sempat diskusi sama istri, alhamdulillah Kakak pernah sekolah di beberapa tempat yang berbeda. di UK sempat sekolah, di Indonesia, kemudian TK B pindah ke KL, SD sempat di KL sampai akhirnya pindah pas kelas dua ke Thailand. Puji syukur alhamdulillah Allah memberikan kita pengalaman hidup di beberapa tempat.

Banyak suka dan dukanya, tapi yang kita rasa adalah banyak sukanya. Kita bisa belajar banyak hal, mencoba sesuatu yang baru dan bisa menjadi bagian dari global citizen di lingkungan yang lebih luas :)

Alhamdulillah. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan, kesehatan dan kebahagiaan selalu. Amiin.

Share:

Intermittent Fasting - Hidup Sehat

 Beberapa minggu terakhir mencoba Intermittent Fasting (IF) dengan jendela makan 8 jam. Mengurangi makan karbohidrat, gula dan segala turunannya. Alhamdulillah badan jadi merasa lebih ringan, dan kayaknya celana sudah mulai pas lagi dan muat lagi. Alhamdulillah, olahraga pun sedikit demi sedikit dimulai lagi. Mulai jogging dalam rumah dengan bawa barbel, atau treadmill, angkat beban di gym. Yang mana yang paling mudah dan gampang, itu yang dilakukan.

Berat badan sempat 88, sekarang menuju 84. Padahal waktu dari KL sempat di angka 78. Lumayan juga naiknya. Alhamdulillah makanan di sini enak-enak.

Ditambah ada rhinitis dan dahak yang agak padat sudah mulai encer. Kemarin sempat ke pharmacy dan dikasih obat pengencer dahak yang pernah dikasih dokter waktu di KL. Alhamdulillah sudah mulai keluar dahaknya. Kalau sekarang memang lagi kena flu berat aja. Minggu kemarin makan KFC ditambah makan es krim. Malam sebelumnya dan malamnya berturut-turut begadang nonton Piala Dunia. Tepar juga sampai Selasa kemarin. Alhamdulillah sudah mulai mendingan, memang kayaknya dahak masih ada karena dari rhinitis. Semoga Allah memberikan kesembuhan dan kekuatan.

Mencoba hidup sehat setelah di KL dicek dan ada batu empedu. Karena waktu itu makan masih belum teratur, kurang sayur, banyak junk food dan makan makanan berlemak. Alhamdulillah batu empedu bisa dikeluarkan dengan makan apel rutin (gala) dan dibantu dengan olive oil. Ada resepnya di cultured plate dengan keyword 'gallstone'. Batu empedu keluar pagi bareng dengan bowel movement. Alhamdulillah akan ada selalu obat di setiap penyakit.

Kalau gak salah dr Zaidul Akbar bilang penyakit yang gak ada obatnya itu tua dan meninggal apa ya? kurang lebih seperti itu. Dari beliau juga belajar untuk mengkonsumsi rimpang dan meminimalisir makanan ultra proses. Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa dilaksanakan, memang harus dipaksa. Bismillah saja, Semoga Allah memberikan kekuatan untuk bisa istiqamah. Menjaga badan yang memang titipan saja. Insya Allah bisa amiiinnn.


Share:

Pikiran Negatif --> Pikiran Positif

 Banyak sekali hal negatif terdengar dari samping kiri dan kanan.

Entah musibah, penyakit atau apapun itu yang menimpa orang lain di sekitar. 

Hal itu akan banyak sekali, tidak terhitung dan kalau ditelusuri akan selalu ada hal negatif di setiap hal.

Nah yang menariknya adalah seakan pikiran kita sangat sensitif dan gampang terpangaruh oleh hal-hal ini. Kita sering putting our feet in other's shoes, yang sayangnya tidak semestinya. Bukan pembelajaran yang didapat tapi ketakutan yang menjadi-jadi.

Ketakutan kalau kejadian tersebut menimpa kita, dan lain lain turunannya.

Kalau kita kembalikan lagi, kita sebenarnya bisa menswitch pikiran itu, dengan mengambil pelajaran dari hal-hal tersebut dan memitigasi resikonya. Itu yang diajarin sama bokap. Semua pasti ada resikonya dan mitigasinya itu yang kita fokuskan. Implementasi dari mitigasi resiko adalah penting daripada mengutuk kejadian yang mana belum tentu terjadi.

Hal ini juga yang terjadi waktu kita lagi ambil PhD. Pikiran-pikiran negatif yang ada, kalau kita gak lulus PhD gimana, kalau gak sampai beres gimana, semuanya adalah 'seandainya', 'kalau', dan lain sebagainya.

Sayang sekali energi habis di sesuatu yang belum terjadi dan kejadian. Ini menarik sekali kalau ditarik ke belakang. Pikiran kita lebih gampang untuk menilai sesuatu yang negatif atau melihat dari sisi jeleknya. Itu sangat gampang dan sangat menempel sekali di pikiran.

Justru hal itu yang berbahaya. Walaupun kita punya hal2 pendukung kalau kita baik-baik saja, tetap saja ada pikiran jelek yang menghampiri. Sekarang kita belajar untuk bersabar dan melakukan mitigasi resiko yang ada. karena kemungkinan2 akan ada. Tapi yang belum tentu terjadi. Jadi kita berusaha berbuat sebaik kita bisa saja. Lakukan dan jalankan yang menurut kita baik.

Keyakinan akan usaha itu yang sempat bikin saya goyah. Waktu kejadian mencari obat buat almarhumah Mama, alhamdulillah Allah mudahkan kita dapat obat untuk mama. Kita optimis dan yakin kalau mama akan segera sembuh dengan obat tersebut. Tapi ternyata ada hal yang lebih besar dan di atas kemampuan kita. Walaupun kita sudah berusaha semaksimal mungkin.

Hal ini yang buat saya sempat down dan akhirnya kembali berpikir negatif. 

Sekarang, saya berusaha bangkit lagi untuk bisa kembali berpikiran positif, dan dari kejadian tersebut saya bisa belajar kalau memang ada hal lain yang tidak bisa kita lakukan. Kita hanya bisa bersabar dan menjalani takdir itu. 

Ada beberapa orang yang kena sebuah musibah karena orang itu berpikir kalau orang itu akan dapat musibah itu. Itu yang menarik, bagaimana pikiran menjadi sebuah doa dan menjadi magnet kejadian di masa datang. Wallahualam.

Saya masih harus banyak belajar. Ada takdir yang Allah tentukan dan ada juga takdir yang bisa kita pilih. Dan takdir yang kita pilih ini harus disesuaikan dengan usaha kita sendiri. Kalau mau takdir untuk sehat, gaji gede, atau berangkat haji misalnya, ada takdir yang harus kita usahakan. Ya olahraga, makan sehat, menabung atau merencanakan pendanaan, cari informasi, dan lain sebagainya. Takdir yang mau kita tuju ini yang perlu kita maksimalkan.

Kembali lagi, ada kekuatan lain di luar kemampuan kita yang masih suka bikin bimbang. Tapi apakah pasrah bisa menyelesaikan sesuatu? Kalau bagi saya sie tidak, mending saya berbuat semaksimal mungin apa yang bisa kerjakan. Bergerak terus, berjuang terus, jalan terus, dan berdoa terus sampai insya Allah tujuan itu tercapai. 

"Daripada mengutuk kegelapan, mending kita menyalakan lilin." itu kata mentor saya.

Bismillah, semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk bisa melakukan yang terbaik, kita selalu diberikan kesehatan dan kebaikan. In sya Allah amiin.


Share: